Eat That Frog! - Review Buku

cover buku eat that frog

Makan kodok, rasanya gimana ya. Kalau dibayangkan.. di kunyahan pertama aja pasti rasanya udah.. AAAAA. Sama kayak ngerjain tugas besar. Rasanya berat. Berat berat beraattt sekali di awal. Karena itu buku ini berjudul Eat that Frog!

Kodok ini diibaratkan sebagai tugas paling penting di hidup kita, yang kalau kita tunda bisa bikin hidup kita ambyar, tapi kalau dikerjakan dengan sungguh-sungguh bisa meningkatkan kualitas hidup kita. 

Cerdas memang si penulis bikin analoginya. 

Melalui buku ini penulisnya ingin menyampaikan bahwa untuk memulai sesuatu ya memang seberat itu. Tapi mau gak mau tetap harus kita lakukan. Tetap harus kita makan kodoknya. Setidaknyaman apapun, semager apapun, pokoknya harus. Kalau nggak, ya nggak akan pernah bisa maju. 

Oleh sebab betapa sulitnya untuk memulai, apalagi bagi yang sudah terbiasa menunda-nunda, di dalam buku Eat that Frog! penulis memberikan kiat-kiat bagaimana cara supaya kita bisa cepat selesai menelan kodoknya. Di situ juga dijelaskan bagaimana cara untuk kita memilih kodok yang paling nggak enak. Kenapa harus yang paling nggak enak? Alasannya karena yang paling nggak enak itulah yang biasanya merupakan tugas paling penting di hidup kita.

Makanya ini buku nggak bisa dibaca sekali lewat doang. Harus dibaca berulang kali sambil dipraktekkan di kehidupan, sampai pada akhirnya benar-benar membekas dan jadi kebiasaan baru di hidup kita. Kalau nggak ya.. ibarat masuk telinga kanan auto keluar telinga kiri aja. 

Untungnya isi halamannya nggak sebanyak buku self-development lainnya. Cukup ringkas, cerita-cerita motivasinya juga singkat dan padat aja, nggak sebanyak buku lain. Di setiap akhir babnya juga ada panduan tentang apa yang harus kita lakukan, sesuai dengan isi bab yang bersangkutan. Jadi, practicable

Walau memang kayaknya lebih ditujukan untuk pegawai kantoran dan pebisnis, menurutku buku Eat that Frog! tetap bisa dinikmati oleh semua kalangan. Para bunda yang stay at home merawat keluarga, freelancer, pelajar pun juga bisa menyesuaikan. Lagipula semua orang pasti punya kodoknya masing-masing, bukan? 

Kalau belum punya? Tandanya sudah saatnya bagimu untuk memikirkan apa yang ingin kamu gapai dalam hidup. 


Rekomendasi bacaan setelah buku Eat that Frog! :

Buku One Thing karya Gary W. Keller dan Jay Papasan. 


Trivia

Di buku ini sering sekali ditemukan kata pembanding "average person" dengan "successful person". Aku sendiri masihlah merupakan satu di antara milyaran average person di muka Bumi ini. Tapi, oke. Aku jadi tertantang buat buktiin kebenaran dari semua yang dikatakan di dalamnya. Kita lihat lima tahun ke depan, apakah aku sudah jadi orang sukses atau belum setelah menerapkan nasihat buku ini 😳



Judul Buku: Eat that Frog!
Penulis: Brian Tracy
Penerbit: Berret-Koehler Publishers, Inc.
Tahun Terbit: 2017 (Edisi Ketiga)
Genre: Self-help

There's an old saying that if the first thing you do each morning is eat a live frog, you'll have the satisfaction of knowing you're done with the worst thing you'll have to do all day. For Brian Tracy, eating a frog is a metaphor for tackling your most challenging task—but also the one that can have the greatest positive impact on your life. Eat That Frog! shows you how to organize each day so you can zero in on these critical tasks and accomplish them efficiently and effectively. In this fully revised and updated edition, Tracy adds two new chapters. The first explains how you can use technology to remind yourself of what is most important and protect yourself from what is least important. The second offers advice for maintaining focus in our era of constant distractions, electronic and otherwise. 


Komentar

Postingan Populer